TUGAS 4. APLIKASI RANGKAIAN BAB 4-6
(RANGKAIAN APLIKASI MOTOR DAN LAMPU DENGAN PENGGUNAAN KOMPONEN RELAY)
1. Tujuan dan Fungsi[Kembali Ke Daftar Isi]
Tujuan dari penggunaan komponen relay pada rangkaian ini adalah untuk mengendalikan rangkaian yang bertegangan tinggi ini dengan bantuan signal bertegangan rendah, dan juga dengan bantuan button sebagai pembuka dan penutup arus yang dialirkan pada rangkaian menuju hambatan hingga arus tersebut sampai pada transformator yang ada didalam rangkaian ini. Dengan sampainya arus pada transformator, maka transformator akan menggerakkan motor dan juga melanjutkan arus menuju lampu hingga lampu tersebut menyala.
Penggunaan relay ini juga berfungsi untuk mengurangi potensi dari kelebihan tegangan aliran arus listrik ataupun sebagai pengaman arus listrik dari hubung singkat (konsleting) atau short.
- Memahami penerapan komponen elektronika dalam sistem pengendali air
- memahami penerapan SCR dalam rangkaian
- memahami prinsip kerja dari komponen lain yang digunakan
2. Alat dan Bahan[Kembali Ke Daftar Isi]
a. Motor
Motor DC adalah Motor listrik yang membutuhkan suplai tegangan arus searah atau arus DC (Direct Current) pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor tersebut disebut stator, dan kumparan jangkar disebut rotor.
b. Resistor
Resistor merupakan bagian dari rangkaian elektronik dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat dirangkai dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikelkromium). Karakteristik utama dari suatu resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, derau listrik (noise), dan induktansi.
c. Battery
Baterai (Battery) merupakan suatu komponen yang berupa sebuah alat dan dapat merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat Elektronik.
d. SCR
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan sebutan SCR merupakan dioda yang berfungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2 kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki terminal. Kaki terminal ke-3 pada SCR tersebut dinamai dengan sebutan terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti dioda pada umumnya yaitu terminal “Anoda” dan terminal “Katoda”. Silicon Controlled Rectifier (SCR) merupakan salah satu dari anggota kelompok komponen Thyristor.
e. LED
Light Emitting Diode atau yang sering disingkat dengan LED merupakan komponen elektronika yang mampu memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga dari dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
f. Relay
Relay merupakan Saklar (Switch) yang dioperasikan dengan listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
g. Dioda
Dioda (Diode) merupakan sebuah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
g. Button
Push Button Switch dalam bahasa Indonesia dapat dikenal sebagai saklar tombol dorong adalah jenis saklar dua posisi yang dapat menghubungkan aliran arus listrik pada saat pengguna menekannya dan memutuskan hubungan listrik tersebut apabila kita melepaskannya
3. Dasar Teori[Kembali Ke Daftar Isi]
Secara garis besar, relay merupakan sebuah komponen elektronika yang akan bisa kita temukan pada sistem kelistrikan sebuah kendaraan bermotor baik mobil ataupun motor. Didalam sebuah relay terdapat 2 bagian elektromagnetik yang akan bisa kita jumpai yaitu kontak poin dan kumparan.
Selain itu, relay juga bisa di katakan sebagai salah satu komponen pengendali aliran arus listrik. Karena dengan adanya relay, kita bisa mendapati aliran listrik dalam arus besar namun bisa di kenalikan dengan aliran arus yang kecil. Dan sekarang ini terdapat dua jenis relay yang bisa kita temui pada sebuah kendaraan bermotor yaitu relay tipe resistor dan juga tipe elektromagnetik.
Cara kerja relay dan juga fungsi dari kedua tipe tersebut tetaplah sama. Hanya saja mungkin tipe yang paling banyak di gunakan industri otomotif saat ini adalah tipe relay elektromagnetik. Hal mendasar yang menjadi alasan kenapa tipe relay ini yang paling banyak di gunakan adalah karena memiliki cukup banyak kelebihan di bandingkan dengan tipe relay resistor.
Salah satunya adalah mampu membuat pencahayaan lampu utama pada sebuah kendaraan bemotor bisa jauh lebih terang. Dan biasanya juga di gunakan untuk membuat masa pakai saklar jauh lebih lama serta mengurangi hambatan atau menaikan arus listrik yang ada.
Nilai Resistor yang Axial bisa dilihat dari kode warna-warna yang terdapat di resistor tersebut dalam bentuk gelang. Biasanya ada 4 gelang di tubuh resistor namun ada juga yang memiliki 5 gelang.
Untuk gelang warna emas dan perak terletak lebih jauh dari warna lain. Lihat tabel warna dibawah ini :

Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
- Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
- Pole : Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki oleh sebuah relay
- Throw : Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
- Single Pole Single Throw (SPST) : Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT) : Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST) : Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT) : Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil. Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif kecil.
4. Rangkaian Simulasi[Kembali Ke Daftar Isi]
Data sheet LED
No comments:
Post a Comment